Selasa, 22 Februari 2011

CERPEN


SALAH PAHAM

*****

Oliv berdandan secantik mungkin dan memilih pakaian terbagus kepunyaannya karena malam minggu ini adalah malam yang spesial buatnya sebab dia akan ngedate sama I’am ke tempat yang sangat romantis. Oleh karena itu, dia tidak mau I’am kecewa dengan penampilannya nanti. Berulang kali dia berkaca di cermin yang ada dikamarnya, berputar-putar membalikkan badannya ke kanan dan ke kiri. Seperti orang yang kehilangan akal sehatnya,dia berbicara, tertawa dan tersenyum sendiri di kamarnya. Ternyata aku cantik juga ya ? tidak kalah dengan artis-artis di TV, Pasti I’am sangat suka sekali dengan penampilan aku malam ini ? Oliv membanggakan dirinya ketika dia melihat penampilannya di cermin. Oliv mengenakan gaun malam yang panjang berwarna hijau tanpa lengan, menampakkan keseksian setiap lekuk tubuhnya. Rambutnya ia biarkan terurai panjang, berhak tinggi, serta tubuhnya dibumbui wewangian parfum. Ia nampak anggun sekali malam itu. Ia menoleh ke jam dinding di kamarnya, waktu menunjukkan pukul 7 malam. Ah..masih lama pikirnya. Oliv kembali menghadap ke arah cermin, dan menyisir rambutnya yang sudah rapi itu berulang-ulang. Dia mencoba membayangi kembali sosok pacarnya itu. I’am kelihatan sangat istimewa sekali di mata Oliv karena dialah sosok pria idaman yang ia cari-cari selama ini, berparas manis, lembut, perhatian, baik, pintar, dan yang paling membuatnya terkagum-kagum dengan I’am karena dia cowok yang humoris yang bisa membuat dia selalu tertawa jika berada dekat dengannya. Rasanya ia tidak mau jauh-jauh dan ingin selalu dekat dengannya.

Waktu terus berputar, detik berlalu berganti dengan menit, dan menit pun berlalu berganti dengan jam. Sudah setengah jam aku menunggunya tapi kenapa dia tidak muncul juga.? Tanya Oliv pada dirinya sendiri. Biasanya kalau dia datangnya terlambat dia pasti memberi kabar terlebih dahulu sama aku, telpon atau sms. Tapi… kenapa malam ini dia sama sekali tidak ada kabar beritanya ? Coba aku telpon saja dia. Tapi bathinnya menolak, nggak-nggak …mungkin dia sekarang lagi di jalan, sebentar lagi pasti dia akan datang. Oliv mencoba menghibur diri dengan alasan-alasannya. Lama sudah ia menanti pacarnya itu, tapi I’am tak kunjung datang juga. Kini waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam. Hati Oliv menjadi gelisah, tapi dia tetap setia menunggu pacarnya itu.

Di luar sana sebenarnya I’am sudah berangkat pukul 7 dari rumahnya dengan mengendarai sepeda motor. Tanpa di duga di perjalanan ia bertemu dengan seorang teman ceweknya yang sedang berdiri di pinggir jalan. Ia menghentikkan motornya dan mendekati temannya itu. Hei Des.,,lagi ngapain kamu di sini ? sapa I’am. Eh.. kamu Am, gini, sebenarnya aku baru aja pulang dari kursus dan sedang nunggu angkot. Tapi angkotnya belum muncul juga. Kebetulan sekali kamu lewat. Aku boleh nebeng nggak ? Antarin aku pulang dong ?. I’am berfikir sejenak karna dia sudah janji dengan pacarnya Oliv untuk datang cepat ke rumahnya. Tapi dia juga tidak mungkin setega itu terhadap sahabat karibnya itu yang sering membantunya. Akhirnya I’am memutuskan untuk mengantar Desi pulang dulu, walaupun rumah temannya itu cukup jauh. Iya tentu saja.., naiklah Des. Desi pun naik motor I’am dengan duduk menyampinginya karna dia memakai rok, tubuhnya ia rapatkan ke badan I’am dan kedua tangannya memegang perutnya sehingga mereka nampak mesra sekali kalau dilihat. I’am hanya bisa diam ketika Desi memeluk tubuhnya itu. I’am sebenarnya ingin memberi kabar pada Oliv kalau ia mungkin datangnya agak terlambat karna ia harus mengantar teman wanitanya pulang dulu, tapi sayang, ia lupa membawa HP. Pasti Oliv sedang menunggu aku sekarang. Biarlah, ntar saya jelasin semuanya. Pikirnya dalam hati. I’am mengendarai motor dengan lambat karena permintaan Desi sebab ia takut naik motor ngebut-ngebut.

Di perjalanan, tanpa disadari oleh I’am kalau ada temannya Oliv, yaitu Anis dan Rahmi melihat mereka berdua berboncengan. Mereka mengira kalau I’am selingkuh dengan wanita lain. Mi.., itu kan I’am.. pacarnya Oliv,? Anis menunjukkan tangannya ke arah I’am. Iya Nis…,bener, itu I’am, Rahmi membenarkan kata-kata Anis. Tanpa berfikir panjang lagi Anis langsung menelpon Oliv.

Ring…ring… bunyi hp Oliv membuyarkan lamunannya.

Nah, itu pasti I’am, kekasihku. Cepat-cepat Oliv beranjak pergi mengambil HP-nya yang berada di atas tempat tidurnya. Loh..kok yang nelpon Anis bukan I’am ? gerutu Oliv, tapi dia tetap angkat HP-nya itu. Halo Nis ..ada apa ? Oliv saya ada berita yang sangat penting sekali. Saya melihat pacarmu I’am sedang berboncengan dengan wanita lain. Apa ? yang bener Nis ? Iya bener, masak sih gue bohong sama kamu. Kalo kamu nggak percaya, kamu tanya nih sama Rahmi. Anis meletakkan HP-nya ke telinga Rahmi karena Rahmi sedang nyetir motor jadi ia tidak bisa memegang HP. Iya betul Liv, Anis nggak bohong, kami sedang membuntuti mereka sekarang. Iya..ya..kalian dimana sekarang ? kami di dekat pasar sekarang. Cepetan kamu nyusulnya ntar terlambat. Oke…oke., thanks ya. Tut..tut..tut.. Oliv mematikan HP-nya.

Hati Oliv sangat terluka mendengar berita itu. Raut mukanya seketika berubah, nampak jelas sekali kalau dia sedang marah besar. dia tidak menyangka kalau I’am tega berbuat seperti itu. Tapi dia tidak mau berlarut dalam kesedihan itu, dia ingin membuktikan tentang kebenaran yang dikatakan oleh temannya itu. Ia keluarkan motornya dan beranjak pergi dari rumah. Bum..bum..bum..,, suara motornya berbunyi sangat keras sekali. Oliv langsung tancap gas dan bergegas pergi. Ia mengendarai motor dengan cepat karna ia ingin menyusul mereka agar dia tidak terlambat. Setelah beberapa lama kemudian Oliv akhirnya bertemu dengan temannya Anis dan Rahmi di jalan. Anis …mana I’am nya,? Itu..mereka di depan. Oliv langsung melihat ke depan. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh temannya Anis kalau I’am sedang berboncengan dengan wanita lain. Api cemburu membakar di dalam dadanya, seperti air yang mendidih. tidak sabar rasanya ia mendampar pacarnya itu. Brengsek kamu I’am, pekiknya dalam hati. Tapi dia tidak mau gegabah.., dia tetap membuntutinya bersama temannya kedua temannya dari arah belakang sampai I’am berhenti.

Akhirnya sampailah I’am mengantar Desi ke rumahnya. Terima kasih ya Am…, ucap Desi. Sama-sama Des, balas I’am. Oh ya mampir dulu yuk ke rumahku sebentar ? ajak Desi. Ngak usah Des, Aku langsung pergi saja ya,,, lagi banyak kerjaan nih. I’am menolak ajakan Desi secara halus. Ya udah kalau gitu, hati-hati ya di jalan. Saat I’am mau pergi, tiba-tiba terdengar suara motor berhenti di sampingnya. I’am terkejut karna yang membawa motor itu adalah Oliv dan kedua temannya. Tanpa basa-basi lagi Oliv langsung menampar muka I’am. Plak.,,, Oliv menampar muka I’am, nampaklah jari-jari tangan Oliv menghiasi pipi I’am. Hei..apa-apaan kamu Liv ? I’am heran, kenapa Oliv tiba-tiba menamparnya. Brengsek kamu I’am..kamu jangan pura-pura tidak tahu, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau kamu berboncengan dengan wanita ini. Aku tidak menyangka kalau kamu tega melakukan itu sama aku. Sudah berjam-jam aku menunggumu di rumah, tapi ternyata kamu enak-enakkan berduaan berboncengan dengan wanita lain. Hikz..hikz… air mata Oliv membasahi pipinya membentuk sungai-sungai kecil. Sekarang I’am mengerti kenapa Oliv menampar mukanya itu. Dengar Oliv ..suara I’am terdengar keras, ia sangat marah sekali dengan perlakuan pacarnya itu. Kamu itu salah paham. Kami ini tidak ada hubungan apa-apa. Kamu mau tahu dia ini siapa ? Dia adalah temanku waktu SMA dulu, namanya Desi. Dia tadi sedang berdiri di pinggir jalan menunggu angkot. Tapi angkotnya belum muncul-muncul. Nah, kebetulan saat itu saya lewat di depannya, dan dia meminta saya untuk mengantarnya pulang. Aku tidak bisa menolaknya karna dia adalah sahabat baikku. Kalau kamu nggak percaya ..,,tanya sendiri dengan dia.

Desi pun mendekati Oliv dan menjelaskan kembali tentang kejadian yang sebenarnya dan juga menjelaskan hubungan antara dia dan I’am. Setelah mendengar penjelasan I’am dan Desi, Oliv langsung memeluk Desi dan mengucapkan kata maaf. Kemudian Oliv beralih memeluk erat pacarnya I’am dan menangis dipundaknya. Maafkan aku Am, ini semua salah aku, karena aku terlalu cepat mengambil kesimpulan. Itu semua aku lakukan karna aku cinta sama kamu, aku sangat cemburu melihat kamu berduaan dengan wanita lain dan aku tidak bisa melihat itu semua. Hikz…hikz…air mata Oliv menetes membasahi baju I’am. I’am melepaskan pelukan kekasihnya itu, dan mengusap air mata yang berlinang di pipinya itu. Lalu I’am memeluk kembali Oliv, dia membisikkan kata-kata di daun telinga kekasihnya itu. Ya sudah Liv.., kamu tidak perlu meminta maaf, kamu tidak salah kok, ini hanya kesalahpahaman semata. Tapi, kamu jangan mengulanginya lagi ya.., anak manja, papa tidak suka ? I’am memperolok Oliv. Oliv menganggukkan kepalanya. Aku sayang kamu Am.,, aku juga Liv. Desi, Anis, dan Rahmi yang dari tadi berdiri seperti patung saling berpandangan dan saling tersenyum melihat kemesraan antara I’am dan Oliv. Angin malam yang dingin, mencairkan hati di antara mereka. Dan suasana berubah menjadi sangat romantis.

Karya : Dedek Amro Lani

Kamis, 06 Januari 2011

Pukul 20 : 00 Wib

2 komentar: